Kuliah di KPJ? Get to Know More Closely about Cartography & Remote Sensing

Halo Saigmuda!

Gambar 1. Pemberangkatan KKL II Prodi KPJ Angkatan 2021

(Sumber: Dokumen Pribadi Kepanitiaan KKL II KPJ 2021)

Sebagian orang awam masih asing dengan program studi Kartografi dan Penginderaan Jauh (KPJ). “Apa, sih, Kartografi dan Penginderaan Jauh itu?”, “Kuliah di KPJ itu ngapain aja?” menjadi pertanyaan yang tak pernah absen ditujukan kepada teman-teman KPJ. Tak heran, program studi KPJ memang hanya ada satu di Indonesia, yakni di Universitas Gadjah Mada. Ilmu kartografi dan penginderaan jauh juga tidak banyak dibahas di bangku sekolah pada umumnya. Sebagian siswa SMA yang mendapatkan mata pelajaran Geografi mungkin sempat mempelajari kartografi ataupun penginderaan jauh, itu pun tidak mendalam. Lantas, sebenarnya apa, sih, Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh itu?

Gambar 2. Peta Tematik Area Kajian Studi Subtema Skala Kecil KKL II 2023 

(Sumber: Dokumen Pribadi Kepanitiaan KKL II KPJ 2021)

Seperti namanya, program studi KPJ terfokus pada ilmu kartografi dan penginderaan jauh (PJ). Kartografi menurut International Cartographic Association (1973) diartikan sebagai seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi tentang pembuatan peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni. Adapun penginderaan jauh dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang didapat menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer (1979) dalam Sutanto (1986)). Selain itu, terdapat satu fokus ilmu lagi yang dipelajari di Prodi KPJ, yakni Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan suatu sistem informasi yang difungsikan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis, atau data geospasial (Pelupessy dkk., 2016). Jadi, selain bisa melakukan akuisisi data melalui PJ beserta membuat peta yang baik dan benar, lulusan Prodi KPJ juga dituntut untuk bisa menjadi analis informasi geospasial. Wow, menarik bukan?

Lalu apa, sih, yang menarik dari KPJ? Kuliah di KPJ ternyata dapat membuka perspektif dalam melihat lingkungan sekitar menjadi lebih terstruktur dan dinamis. Kok, bisa? Sebagai salah satu prodi di bawah naungan Fakultas Geografi, mahasiswa KPJ juga mempelajari pengetahuan geografi dasar, seperti geomorfologi, meteorologi & klimatologi, ilmu wilayah, dan sebagainya. Serunya lagi setiap semester genap (semester 2, 4, dan 6) terdapat Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di mana mahasiswa terjun langsung ke lapangan sambil belajar. Kalau kata anak KPJ, “KPJ, J-nya jalan-jalan”. Oleh karenanya, tiap kali melihat pemandangan di benak anak KPJ langsung terbayang bentuklahan, proses pembentukan, visualisasi objek di citra, cara akuisisi datanya, hingga analisis geospasial terkait objek di permukaan bumi. Singkatnya, KPJ mempelajari bumi yang kompleks ini sehingga dapat dijelaskan secara saintifik dan dipetakan menjadi sedemikian rupa hingga menghasilkan informasi baru yang bermanfaat untuk mengatasi permasalahan di masyarakat luas.

Gambar 3. Kegiatan Lapangan KKL II Prodi KPJ Angkatan 2021

(Sumber: Dokumen Pribadi Kepanitiaan KKL II KPJ 2021)

Prodi KPJ juga mendapat julukan “Si tekniknya Geografi”, loh. Hal ini disebabkan prodi KPJ identik dengan teknologi dan “laprak”. Bagaimana tidak? Tiap minggu dalam 1 semester, mahasiswa KPJ dapat mengambil 3 – 5 praktikum disertai pengumpulan laporan praktikum (laprak), paling berat ada 6 praktikum + laprak dalam seminggu. Hal tersebut tidak mengagetkan mengingat mahasiswa KPJ memang dituntut untuk memiliki keterampilan praktis dan pemahaman teori yang baik setelah lulus. Adapun spesifikasi laptop yang mumpuni (RAM 8 GB, penyimpanan 1TB) sangat berperan penting dalam kelancaran studi di Prodi KPJ. Misalnya saja, praktikum yang terfokus pada penginderaan jauh, contohnya Praktikum Penginderaan Jauh Sistem Aktif (PJSA) memerlukan storage sebesar 80 GB untuk sekali pemrosesan acara lapangan. Hal ini disebabkan citra penginderaan jauh memiliki storage yang besar (bergantung pada resolusi / kualitas datanya) sehingga pemrosesannya juga berat. Pemrosesannya pun memerlukan aplikasi-aplikasi khusus yang berat, misalnya Agisoft, ENVI, SNAP Dekstop, Fusion, dan masih banyak lagi. Di sisi lain, mata kuliah penjurusan KPJ juga meliputi basis data & infrastruktur data spasial, pemrograman spasial, serta spatial data mining. Beberapa software yang digunakan dalam praktikumnya, seperti Android Studio dan Visual Studio Code dengan bahasa pemrograman JavaScript, Visual Basic, dan PHP untuk pengembangan website maupun webGIS. Sudah bisa disebut programmer belum?

Penerapan ilmu kartografi dan penginderaan jauh sebenarnya lekat dengan kehidupan sehari-hari. Semua objek di permukaan bumi yang memiliki lokasi dan koordinat dapat dijadikan data spasial yang selanjutnya diproses menjadi informasi geospasial melalui SIG. Pelacakan lokasi melalui GPS merupakan salah satu penerapan kartografi dan SIG. Pemetaan lokasi rawan bencana, lokasi pembangunan perumahan yang strategis, lokasi pembangunan usaha, dan lain sebagainya juga dapat dianalisis menggunakan ilmu-ilmu yang dipelajari di KPJ. Tak kalah kerennya, anak KPJ juga belajar terkait kamera / fotografi, satelit, dan drone yang terfokus di minat penginderaan jauh. Jadi tak heran jika lulusan KPJ banyak yang pandai mengoperasikan drone.   

Gambar 4. Sistem GNSS

(Sumber: https://www.rewiresecurity.co.uk/blog/what-is-a-gps-tracker)

Seiring berkembangnya teknologi di bidang geografi dan meningkatnya kebutuhan informasi geospasial untuk pembangunan, profesi analis informasi spasial dan kartografer semakin diperlukan. Oleh karenanya, prospek kerja lulusan KPJ juga terbilang masih luas. Berdasarkan data tracer study per tahun 2018/2019 yang dilansir dari website resmi Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh UGM, https://kpj.geo.ugm.ac.id/tracer-study-2018-2019/, masa tunggu kerja mahasiswa lulusan KPJ rata-rata adalah < 3 bulan (36,8%), sebagian 3-6 bulan (26,3%), bahkan sudah ada yang bekerja sebelum lulus (26,3%), sisanya waktu tunggunya adalah > 18 bulan (10,5%). Keseluruhan lulusan tersebut tersebar di instansi pemerintahan maupun swasta. 

Nah, sekarang sudah kenal, dong, dengan Prodi KPJ?

 

Penulis: Sinta Hidayati

Sumber:

Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh (Jilid I). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Pelupessy, Abdul M., Rindengan, Yaulie D., dan Manembu, Pinrolinvic D.K. (2016). Aplikasi Pemetaan Bangunan Berizin di Kota Manado. E-Journal Teknik Informatika. 7 (1), 1 – 6.