RA(XXX) Teknologi Canggih yang Mengubah Cara Kita Berinteraksi dengan Dunia

Halo Saigmuda!

Berbicara mengenai teknologi RA(XXX). Adakah yang bisa menebak 3 huruf setelahnya? Apakah ada yang tahu teknologi apa itu?

Yups, betul, tiga huruf setelahnya adalah “D-A-R” alias teknologi RADAR. RADAR sendiri merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, yakni sistem deteksi dan penjarakan yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi, mengukur, dan melacak objek di udara, laut, daratan, dan ruang angkasa. Sistem deteksi dan penjarakan tersebut merupakan perwujudan kemampuan RADAR yang dapat menembus awan tebal dan hujan sehingga dapat digunakan dalam keadaan siang atau malam (Haniah & Prasetyo, 2012). Kemampuan tersebutlah yang membuat RADAR digunakan dalam berbagai pengaplikasian penelitian besar.

Gambar 1. Nasa Radar Installation

(Sumber : https://www.flickr.com/photos/davidorban/3771635875/ )

Kilas Balik Perkembangan Teknologi RADAR

Pengembangan teknologi RADAR dimulai pada awal abad ke-20, tetapi penggunaan gelombang radio untuk mendeteksi benda jauh telah diketahui sejak akhir abad ke-19. Meskipun demikian, teknologi radar secara komersial baru digunakan pada tahun 1930-an dan 1940-an. Selama Perang Dunia II, RADAR menjadi alat kritis dalam pertempuran, membantu mendeteksi pesawat musuh dan mengarahkan sistem pertahanan.

Bagaimanakah Prinsip Kerja RADAR?

Teknologi RADAR pada dasarnya menerapkan prinsip penerusan gelombang elektromagnetik. Sistem RADAR mengirimkan pulsa gelombang elektromagnetik, biasanya berupa gelombang radio, ke dalam lingkungan sekitar. Jika gelombang ini mengenai objek di jalurnya, sebagian gelombang akan dipantulkan kembali ke sistem RADAR. Sensor RADAR kemudian mengambil sinyal kembali (backscatter) dan menganalisisnya untuk menghitung jarak, kecepatan, dan arah dari objek yang terdeteksi.

Gambar 2. Prinsip Kerja Radar

(Sumber Foto: https://flyguys.com/lidar-vs-radar/ )

Contoh Nyata Pengaplikasian Teknologi RADAR dalam Kehidupan 

Salah satu pengaplikasian RADAR dapat digunakan untuk analisis kebencanaan. Bencana seperti apa, sih, yang bisa dideteksi RADAR? 

RADAR dapat digunakan untuk mendeteksi bencana yang menimbulkan perubahan pada suatu wilayah. Analisis tersebut didapatkan dari hasil pengukuran fase oleh RADAR. Nilai fase menunjukkan adanya perbedaan antara 2 data citra SAR yang digunakan (Braun & Veci, 2021). Citra SAR dapat didapatkan dari hasil perekaman satelit yang membawa sensor RADAR, seperti satelit Sentinel-1 dan ALOS PALSAR. Contoh bencana yang dapat dianalisis menggunakan hasil olahan RADAR, yaitu land deformation (Guzzetti, 2009). 

Bagaimanakah cara land deformation diketahui? Land deformation dapat diketahui menggunakan metode DInSAR. Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR) adalah metode pencitraan radar ke samping dengan memanfaatkan perbedaan fase hasil pertampalan dua atau lebih dari citra SAR dengan akuisisi yang berbeda dalam pengolahannya untuk mendapatkan topografi dan deformasi terutama untuk penurunan muka tanah (Ulin, 2018). Salah satu contoh bencana land deformation yang dapat dideteksi menggunakan RADAR adalah dampak gempa bumi di Cianjur Barat. Gempa Cianjur sempat menjadi topik perbincangan yang hangat di masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan gempa dahsyat ini menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. 

Analisis perubahan lahan dampak gempa Cianjur dilakukan dengan dua citra SAR hasil perekaman Sentinel-1A. Citra tersebut memiliki perbedaan waktu perekaman kurang lebih 2 tahun, yaitu di tahun 2020 dan tahun 2022. Gempa bumi di Cianjur terjadi pada tanggal 21 November 2022 dengan besar 5,6 Mw. Gempa tersebut diikuti gempa susulan di tanggal 22 November 2022 dengan magnitudo 1,2 – 4,2 Mw dan kedalaman rata-rata sekitar 10 km yang 5 di antaranya dirasakan oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil pengolahan yang didapatkan, penurunan permukaan tanah terjadi sebanyak 0,5 meter.

Gambar 3. Ilustrasi Citra SAR Hasil Pengolahan DInSAR Sebagian Wilayah Cianjur

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Penulis: Tifanny Ananda P

Daftar Pustaka

Braun, A., & Veci, L. (2021). TOPS Interferometry Tutorial. Sentinel-1 Toolbox. 

Guzzetti, F., Manunta, M., Ardizzone, F., Pepe, A., Cardinali, M., Zeni, G., & Lanari, R. (2009). Analysis of ground deformation detected using the SBAS-DInSAR technique in Umbria, Central Italy. Pure and Applied Geophysics, 166, 1425-1459.

Haniah, H., & Prasetyo, Y. (2012). Pengenalan Teknologi Radar untuk Pemetaan Spasial di Kawasan Tropis. Jurnal Teknik, 32(2), 156-162. https://doi.org/10.14710/teknik.v32i2.1726.

Ulin, Rizki F. (2018). Penerapan Metode PS-INSAR (Permanent Scatterer Interferometry Synthetic Aperture Radar) untuk Analisis Penurunan Muka Tanah Kota Gresik Jawa Timur. Tugas Akhir. Surabaya: ITS.