Halo Saigmuda!
Sebagai mahasiswa KPJ istilah Ilmu Ukur Tanah pastinya sudah tidak asing lagi. Akan tetapi, sebagian orang awam pasti bertanya-tanya, “Apa itu Ilmu Ukur Tanah?”. Ilmu Ukur Tanah adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang pengukuran, pemetaan, dan pemodelan permukaan bumi. Ilmu Ukur Tanah memegang peranan penting dalam mengumpulkan data yang akurat untuk pembuatan peta dan representasi visual lainnya dalam kartografi. Oleh sebab itu, ilmu ini menjadi salah satu mata kuliah wajib di dalam kurikulum Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh.
Tata cara untuk melakukan akuisisi data di lapangan dipelajari dalam Ilmu Ukur Tanah. Pada prinsipnya, Ilmu Ukur Tanah menggunakan sistem pengukuran jarak yang merupakan suatu metode krusial dalam kartografi. Terdapat dua metode dasar (utama) dalam akuisisi data di lapangan, yaitu pengukuran langsung dengan peralatan sederhana (untuk jarak pendek hingga menengah) dan pengukuran tidak langsung (trilaterasi dan triangulasi untuk jarak yang tidak dapat diakses secara langsung). Ilmu ini juga membantu merepresentasikan bentuk bumi secara akurat, memungkinkan analisis spasial yang mendukung pengambilan keputusan dalam berbagai bidang, dan menjadi dasar perencanaan pembangunan serta mitigasi bencana.
Gambar 1. Penggunaan peralatan ilmu ukur tanah di lapangan
(Bersumber dari https://news.indotrading.com)
Mengapa Akurasi Penting dalam Kartografi?
Hal tersebut tak luput dari peranan peta sebagai output dari kartografi. Peta memiliki fungsi sebagai panduan navigasi, alat perencanaan, dan referensi geografis yang tepat. Oleh karenanya, akurasi pengukuran di lapangan saat akuisisi data sangat memengaruhi kualitas peta. Adapun Ilmu Ukur Tanah memberikan dampak besar dalam pengembangan sistem navigasi global dan GPS. Hal tersebut dapat dilihat dari kemajuan navigasi di darat, laut, dan udara. Pengukuran sudut menjadi hal krusial dalam sistem navigasi untuk menentukan koordinat titik di permukaan bumi dengan mengukur sudut antara garis referensi dan garis pandang ke titik tersebut. Penggunaan titik kontrol dan georeferencing menjadi sarana untuk memastikan akurasi data peta dan kesesuaian dengan sistem koordinat global.
Gambar 2. Global Navigation Satellite System
(Bersumber dari https://geekflare.com)
Seperti Apa, sih, Contoh Pengaplikasian Ilmu Ukur Tanah dalam Kehidupan Nyata?
Salah satu penerapan sistem navigasi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Google Maps. Navigasi pada Google Maps menggunakan GNSS. GNSS menggunakan rata-rata hasil pengukuran dari beberapa satelit untuk menentukan posisi secara akurat. Perkembangan teknologi seperti GNSS dan Total Station telah mengubah metode pengukuran tanah. Total Station menggabungkan pengukuran sudut dan jarak elektronik. Teknologi ini meningkatkan akurasi dan efisiensi pengukuran serta meminimalkan kesalahan manusia. Penggunaan GNSS memungkinkan pengukuran dengan ketelitian hingga beberapa sentimeter, sementara Total Station mengurangi kesalahan dengan otomatisasi canggih.
Ilmu Ukur Tanah menjadi krusial dalam pemetaan digital dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Integrasi data dari berbagai sumber seperti citra satelit dan data drone memungkinkan pembuatan peta yang informatif. Tantangan Ilmu Ukur Tanah meliputi akurasi, presisi, dan masalah lingkungan yang mempengaruhi pengukuran. Diperlukan pelatihan operator yang lebih baik, pemilihan teknologi yang tepat, dan inovasi dalam peralatan dan perangkat lunak pemetaan untuk meningkatkan kualitas data dan pengukuran. Dalam menghadapi tantangan ini, Ilmu Ukur Tanah tetap menjadi pondasi yang kuat dalam pengembangan pemetaan dan pengelolaan informasi geospasial yang akurat dan relevan.
Penulis: Shalahudin Bintang B.
Daftar Pustaka
Davis, J. A. (2014). Elementary surveying: an introduction to geomatic. Pearson.
Kavanagh, B. F. (2014). Surveying Principles for Civil Engineers. Cengage Learning.
Susilo, R. A. (2014). Sistem Pengukuran Sudut dan Jarak dalam Teknik Sipil. Andi Offset. Wongsotjitro, S. (1980). Ilmu Ukur Tanah. Kanisius, Yogyakarta.